JUMA - Pariwara Slider Banner
  1. Beranda
  2. Tips Juragan
  3. Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls): Cek Jenis dan Fungsinya bagi Konstruksi
Berita Juragan

Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls): Cek Jenis dan Fungsinya bagi Konstruksi

Diterbitkan 09 Nov 2022 oleh Putu Nitya Nipuna

dinding penahan tanah.png
JUMA - Pariwara Slider Banner

Masih banyak orang yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan dinding penahan tanah (retaining walls). Padahal, setiap bangunan yang dibangun pada lahan miring pasti akan menggunakan dinding penahan tanah ini. Singkatnya dinding penahan tanah adalah dinding yang berfungsi mencegah terjadinya longsor pada lahan yang miring tersebut.

Melalui artikel ini, Juragan akan mempelajari secara lebih dalam mengenai dinding penahan tanah. Selain itu, Anda juga akan dapat mengetahui apa saja fungsi dan jenis-jenis dari dinding penahan tanah. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Dinding Penahan Tanah dalam Konstruksi Bangunan?

Dinding penahan tanah atau retaining wall adalah dinding yang relatif kaku dan biasanya digunakan untuk menopang tanah secara lateral sehingga dapat ditahan pada tingkat yang berbeda pada kedua sisinya.

Retaining wall ini merupakan struktur yang dirancang untuk menahan tanah pada kemiringan yang tidak dapat dipertahankan secara alami (biasanya kemiringan yang curam, hampir vertikal, hingga benar-benar vertikal).

Konstruksi dinding penahan tanah memiliki fungsi utama untuk mengikat tanah di antara dua elevasi yang berbeda, seringkali di area tanah yang memiliki kemiringan yang sulit untuk diatasi atau di area dimana lanskap sangat perlu dibentuk. Selain itu, dinding penahan tahan ini sering direkayasa untuk tujuan yang lebih spesifik seperti pertanian di lereng bukit atau jalan layang.

Untuk mengetahui fungsi lainnya beserta jenis-jenisnya, silahkan melanjutkan bacaan Anda pada penjelasan berikut ini.

Baca Juga: Bahan Bangunan Paling Penting Dalam Konstruksi Yang Perlu Kamu Ketahui

Apa Saja Fungsi Dinding Penahan Tanah?

Sebagaimana telah disinggung di awal bahwa fungsi utama dari dinding penahan tanah adalah untuk menahan tanah pada bangunan yang ada di area miring agar tidak terjadi longsor. Berikut ini adalah beberapa fungsi lain dari dinding penahan tanah.

1. Pengendalian Erosi

Bangunan yang diciptakan pada area tanah yang miring sudah pasti akan mudah terkena longsor. Dengan adanya dinding penahan tanah, bangunan tersebut dapat ditopang dengan baik sehingga tanah yang ada di bawahnya, atau di sekitarnya, tidak akan mengalami erosi hingga terjadi longsor atau lateral tanah dan malah membahayakan penghuni bangunan tersebut.

2. Pencegahan Banjir

Dinding penahan tanah tidak hanya untuk menahan tanah dan mencegah erosi, tetapi juga dapat mencegah terjadinya banjir dengan mengarahkan air ke area jalan raya. Tidak hanya banjir saja, dinding penahan tanah juga akan menjaga bangunan Anda dari puing-puing yang mengapung ketika banjir. Jadi, bangunan Anda akan lebih terjamin keamanannya.

3. Mempercantik Lanskap

Dinding penahan tanah dapat memberikan Anda area ekstra. Jadi, Anda dapat menggunakan area ekstra tersebut untuk membuat berbagai macam hal, mulai dari perkebunan hingga area tempat duduk atau nongkrong. Dengan begitu, lanskap dari area bangunan Anda akan terlihat lebih cantik.

Baca Juga: Mengenal Pondasi Cakar Ayam, Teknik Konstruksi Asli Indonesia

Apa Saja Jenis Dinding Penahan Tanah?

Ada banyak jenis-jenis dinding penahan tanah yang didasarkan pada penggunaannya, dan biasanya digunakan pada medan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa jenis dinding penahan tanah yang perlu Anda ketahui.

1. Dinding Penahan Tanah Gravity

Dinding Penahan Tanah Gravity

Dinding penahan tanah gravity akan menggunakan massanya untuk menahan tekanan dari belakang. Dinding ini akan bersandar ke tanah yang tertahan untuk meningkatkan stabilitasnya. Untuk dinding lansekap pendek, mereka sering dibuat dari batu tanpa mortar atau unit beton segmental. Dinding penahan tanah gravity yang ditumpuk kering lebih fleksibel dan tidak memerlukan pijakan yang kaku.

Awalnya, dinding penahan tanah gravity biasanya terbuat dari beton atau batu dalam jumlah yang besar. Saat ini, dinding penahan gravity sering dibuat menggunakan material komposit seperti: geosintetik, gabion (wadah kawat yang diisi dengan batu, pecahan beton, atau bahan lain), dan dinding crib.

2. Dinding Penahan Tanah Kantilever

Dinding Penahan Tanah Kantilever

Dinding penahan tanah kantilever dibuat dari batang internal beton bertulang, semen, atau pasangan bata yang diberi mortar (seringkali dalam bentuk T terbalik). Dinding penahan tanah kantilever ini dapat menahan pijakan struktural yang besar, mengubah tekanan horizontal dari belakang dinding menjadi tekanan vertikal di tanah di bawah.

Terkadang, dinding penahan tanah kantilever ditopang di bagian depan, atau dilengkapi counterfort di bagian belakang, untuk meningkatkan kekuatannya dalam menahan beban tinggi. Penopangnya adalah dinding sayap pendek yang tegak lurus pada tren utama dinding. Dinding-dinding ini membutuhkan pijakan beton yang kaku di bawah tanah. Jenis dinding ini menggunakan bahan yang jauh lebih sedikit daripada jenis gravity tradisional.

3. Dinding Penahan Tanah Diafragma

Dinding Penahan Tanah Diafragma

Dinding penahan tanah diafragma merupakan jenis dinding penahan tanah yang sangat kaku dan umumnya kedap air. Dinding penahan tanah diafragma terbuat dari rangkaian besi beton bertulang dan dicor dengan sistem modular. Dinding ini biasa digunakan pada area perkotaan, terutama untuk membangun basement.

Baca juga: 4 Jenis Struktur Bangunan yang Efektif untuk Gedung Tinggi

4. Dinding Penahan Tanah Sheet Pile

Dinding Penahan Tanah Sheet Pile

Dinding penahan tanah sheet pile biasanya digunakan pada tanah yang lunak dan memiliki luas yang sempit. Dinding penahan tanah sheet pile dibangun dengan didorong ke tanah dan terdiri dari berbagai macam bahan termasuk baja, vinil, aluminium, fiberglass, atau papan kayu. Material biasanya didorong 1/3 di atas tanah, dan 2/3 di bawah tanah, tetapi ini dapat diubah tergantung pada lingkungannya.

Dinding penahan tanah sheet pile yang lebih tinggi akan membutuhkan jangkar pengikat, atau biasa disebut "dead man", yang ditempatkan di tanah pada jarak di belakang permukaan dinding, yang diikat ke dinding, dengan kabel atau rod. Jangkar tersebut kemudian ditempatkan di belakang bagian yang rentan runtuh di dalam tanah.

5. Contiguous Pile dan Soldier Pile

Contiguous Pile

Dua kategori dinding ini mirip tapi punya karakteristik yang berbeda. Contiguous dan soldier pile sama-sama dibuat dengan mengkombinasikan rangkaian bored pile dan bentonite cement pile. Tapi di sisi lain perbedaannya adalah jenis contiguous pile bersifat sementara dan kedap air, sedangkan soldier pile tidak demikian.

6. Desain Dinding Penopang Tanah Beton

Dinding Penahan Tanah Blok Beton

Metode lain untuk membuat dinding penahan (retaining wall) adalah dengan mendirikan kumpulan blok balok beton. Metode konstruksi dinding penahan yang satu ini secara khusus menggunakan alat pengunci antar blok untuk memastikan tidak ada beton yang bergerak selama pemasangan di lokasi.

7. Dinding Penahan Tanah Gabion

Dinding Penahan Tanah Gabion

Dinding penahan yang dikenal sebagai gabion juga ada. Itu dibangun dari sejumlah balok dan terbuat dari kawat bronjong yang dilengkapi dengan pecahan batu dan disusun secara vertikal. Jenis ini sering digunakan untuk meningkatkan konsentrasi resapan air ke dalam tanah selain berfungsi sebagai dinding penahan tanah.

Nah, apabila Juragan sedang melakukan pembangunan yang membutuhkan dinding penahan tanah, yuk coba belanja kebutuhannya di Juragan Material. Kami menyediakan berbagai macam material yang Anda butuhkan. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di sini!

Berita Juragan

Lihat Semua Berita