Diterbitkan Monday, 28 November 2022

13 Jenis-Jenis Beton untuk Berbagai Konstruksi

jenis jenis beton.png

Ada banyak jenis-jenis beton yang biasa digunakan dalam konstruksi bangunan, dan setiap jenis memiliki keunggulan dan kegunaannya masing-masing. Walaupun dari segi warna dan tampilannya seluruh beton terlihat sama, apalagi bagi orang awam, tetapi setiap jenis beton memiliki campuran dan ukuran yang berbeda-beda.

Melalui artikel ini, Anda akan mempelajari apa saja jenis-jenis beton yang biasa digunakan pada konstruksi. Selain itu, Anda juga akan mengetahui pada konstruksi apa saja setiap jenis beton tersebut digunakan. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Saja Jenis-Jenis Beton yang Biasa Digunakan pada Konstruksi Bangunan?

Setiap jenis beton dibuat berdasarkan bahan, cara pengadukan, serta ukuran bahan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis beton dan kegunaannya yang biasa dipakai pada konstruksi bangunan yang perlu Anda ketahui.

jenis jenis beton konstruksi bangunan.jpg

1. Beton Biasa

beton normal.png

Beton biasa atau polos tidak akan memiliki tulangan di dalamnya. Campuran yang digunakan pada beton ini adalah semen, agregat kasar seperti pasir atau kerikil, dan air dengan ukuran 1:2:4. Berat dari jenis beton ini akan bervariasi karena adanya campuran celah kerikil sehingga total berat antara 2200 dan 2500 kg per meter kubus dengan kekuatan tekanan mencapai 200 sampai 500 kg per cm2. Beton jenis ini biasanya digunakan dalam konstruksi pavement dan bangunan seperti rumah, gedung, perumahan, dan lain sebagainya.

2. Beton Non-Pasir

Seperti namanya, beton non-pasir tidak menggunakan pasir sebagai salah satu campurannya. Sebenarnya, campuran dari pembuatan beton non-pasir sangat mirip dengan beton normal, yaitu kerikil, semen, dan air, serta agregat (kecuali pasir, dan biasanya kerikil), serta air. Karena tidak menggunakan pasir, biasanya beton non-pasir akan memiliki tekstur berongga yang berisi udara di celah-celah kerikil. Hal tersebut membuat berat dari beton non-pasir lebih ringan daripada beton normal. Lalu, penggunaan beton non pasir biasa digunakan untuk struktur ringan, kolom, atau dinding sederhana.

beton non pasir.jpg

3. Beton Ringan

Beton yang memiliki berat kurang dari 1920 kg per m3 dapat dikategorikan sebagai beton ringan. Penggunaan agregat yang ringan dalam campuran beton akan memberikan bobot yang ringan pada hasil akhir beton. Beberapa contoh agregat yang ringan adalah batu apung, perlit, dan skoria. Beton ringan biasanya diterapkan untuk perlindungan struktur baja dan juga digunakan untuk konstruksi dek jembatan bentang panjang dan konstruksi blok bangunan.

beton ringan.jpg

Baca Juga: Fungsi dan Jenis Dinding Penahan Tanah dalam Konstruksi Bangunan

4. Beton Pracetak

Beton pracetak adalah beton yang dibuat dan dicor di luar area pembangunan, biasanya di pabrik atau pembuatnya, sesuai dengan spesifikasi yang sudah tersedia atau yang diinginkan. Beton tersebut kemudian akan menjalani perawatan (curing) terlebih dahulu di lingkungan terkontrol sebelum dikirimkan menuju lokasi konstruksi.

Beberapa contoh unit beton pracetak adalah balok beton, unit tangga, dinding dan tiang pracetak, ambang beton, dan masih banyak lagi. Unit-unit ini memiliki keuntungannya tersendiri, yaitu dapat mempercepat proses konstruksi yang dilakukan karena Anda tinggal memasangnya saja, tanpa perlu membuatnya terlebih dahulu. Karena pembuatannya biasanya dilakukan oleh ahlinya, jadi kualitasnya sudah terjamin. Satu-satunya kekurangan dari beton pracetak adalah proses pengirimannya yang harus sangat hati-hati agar beton pra cetak ini tidak rusak di jalan.

beton pracetak.jpg

5. Beton Prategang

Beton pra tegang adalah beton yang dibuat dengan cara memberikan tulangan yang akan digunakan tekanan atau tegangan terlebih dahulu sebelum akhirnya dicor. Selama pencampuran dan penempatan beton, tulangan yang dikencangkan ini ditempatkan dengan kuat dan ditahan dari setiap ujung unit struktural. Setelah beton mengeras, unit struktural beton akan dipadatkan. Fenomena beton prategang ini akan membuat bagian bawah dari komponen struktur beton menjadi lebih kuat terhadap daya tarik.

Proses prategang akan membutuhkan alat berat dan keterampilan khusus dari yang membuatnya (seperti penggunaan dongkrak dan peralatan untuk tensioning). Oleh karena itu, unit beton prategang dibuat dan dirakit di lokasi. Biasanya, penerapan beton pra tegang digunakan dalam sebagian besar proyek dengan struktur bangunan bentang lebar seperti jembatan, struktur beban berat, dan atap dengan bentang yang lebih panjang.

beton prategang.png

Baca Juga: Cara Menggunakan APAR di Area Kerja Sesuai Prosedur

6. Beton Hampa

Beton hampa merupakan salah satu jenis beton yang sangat unik. Pada proses pembuatannya, biasanya air yang ada di dalam campuran beton akan disedot menggunakan vakum khusus dan hanya akan menyisakan campuran beton yang benar-benar sudah tercampur rata. Jadi, kekuatan dari beton hampa akan sangat kuat, dan merupakan salah satu jenis beton dengan kekuatan yang paling tinggi. Beton hampa biasanya digunakan pada konstruksi bangunan pencakar langit atau bangunan besar dan tinggi lainnya.

beton hampa.png

7. Beton Bertulang

Beton tulangan baja adalah jenis beton normal yang diberi tulangan agar dapat lebih menahan kekuatan tarik. Beton normal biasanya akan lemah dalam menahan kekuatan tarik, dan hanya baik dalam menahan tekanan. Oleh karena itu, untuk menanggulangi masalah tersebut, tulangan diberikan pada beton normal agar beton lebih kuat baik dalam menahan tarikan maupun tekanan.

Tulangan yang digunakan dalam jenis beton ini dapat berupa batangan rod, batangan bar, atau bahkan dalam bentuk besi jaring (mesh). Bahkan, sekarang sudah ada tulangan yang terbuat dari fiber. Namun, apa pun jenis tulangan yang digunakan dalam beton, yang paling penting adalah untuk memastikan ikatan yang tepat antara beton dan tulangan. Ikatan tersebut akan mengontrol faktor kekuatan dan durabilitas beton.

beton bertulang.webp

8. Beton Mortar

Beton yang dihasilkan dari adukan semen, pasir, dan air dalam proporsi tertentu dikenal dengan nama beton mortar. Akibatnya, beton semen adalah nama lain dari beton mortar. Pasir, semen, dan air merupakan komponen utama bahan baku yang digunakan untuk membuat beton mortar. Semen, kapur, dan lumpur adalah tiga bentuk mortar yang paling sering digunakan. Semen ferro adalah jenis mortar semen yang mencakup jaring penguat baja. Beton ini ulet dan memiliki kekuatan tarik yang kuat.

beton mortar.webp

9. Beton Massa

Beton massa dibuat dengan memproduksi beton dalam jumlah besar sekaligus. Penuangan beton ini jauh lebih besar daripada permintaan tipikal untuk beton secara keseluruhan. Demikian pula, ada kontras yang signifikan antara volume beton dan luas permukaannya. Selain itu, dimensi beton massa ini cukup besar. Dimensi sebenarnya lebih besar dari 60 cm. Banyak fondasi besar, tiang bangunan, bendung, dan bendungan dibangun dengan beton massa ini.

beton massa.webp

10. Beton Siklop

Beton yang menggunakan bahan pengisi tambahan yang cukup besar disebut beton siklop. Dimensi penampang agregat adalah antara 15 dan 20 cm. Campuran beton biasa kemudian ditambah dengan bahan ini untuk memperkuatnya. Bendungan, jembatan, dan infrastruktur air lainnya sering menggunakan beton siklop dalam konstruksinya. Untuk beberapa jenis struktur, penggunaan beton siklop dapat mengurangi biaya konstruksi secara drastis tanpa mengorbankan kualitas.

11. Beton Serat

Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkan serat-serat tertentu ke dalam adukan beton. Tujuannya apa? Yaitu untuk meningkatkan kualitas dari beton yang dihasilkannya. Contoh-contoh serat yang banyak digunakan di dalam pembuatan beton serat di antaranya yaitu asbestos, plastik, kawat baja, hingga serat alami dari tumbuh-tumbuhan. Serat ini sengaja ditambahkan dengan maksud untuk menaikkan daktailitas pada beton tersebut sehingga beton pun lebih kuat dan tidak mudah mengalami keretakan.

beton serat.webp

12. Beton Polimer

Beton polimer merupakan campuran agregat halus dan dengan bahan perekat polimer. Dibanding dengan semen portland sebagai pengikat, beton yang terbuat dari polimer relatif lebih baik dalam hal; kuat tekan, stabilitas volume, dan durabilitas. Beton ini memiliki sifat kedap air, tahan sinar ultraviolet, dan tahan terhadap larutan agresif. Atas kelebihan inilah, beton ini sangat cocok digunakan pada bangunan bawah air.

beton polimer.webp

13. Beton Fly Ash

Abu terbang atau yang dikenal dengan istilah fly ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batu bara pada pembangkit tenaga listrik. Proses tersebut bisa menimbulkan masalah lingkungan meliputi pencemaran tanah, udara, dan air setempat karena fly ash merupakan hasil dari tempat pembakaran batu bara yang dibuang sebagai timbunan.

Adapun keuntungan penggunaan fly ash sebagai bahan campuran beton yaitu ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah batu bara yang jumlah timbunannya hingga ribuan ton dalam satu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), proses produksi menjadi lebih ekonomis karena menggunakan limbah yang sudah tidak terpakai sebagai bahan baku serta mutu yang dihasilkan juga baik.

beton fly ash.webp

Baca Juga: 5 Jenis Atap Kanopi dan Manfaatnya

Kelebihan Beton Sebagai Bahan Konstruksi

Berikut ini kelebihan-kelebihan beton jika dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain:

  1. Mengingat unsur-unsur komponennya dapat diperoleh secara lokal, kecuali semen portlang yang harus didatangkan dari luar, maka biaya pembuatan beton terbilang murah.
  2. Beton memiliki tingkat ketahanan yang tinggi, oleh karena itu perawatannya membutuhkan biaya yang relatif terjangkau.
  3. Di samping tahan terhadap aus, beton juga tahan terhadap api dan air sehingga penghuni bangunan senantiasa bisa merasa aman. Beton tahan terhadap air dan api selain keausan, hal ini menyebabkan penghuni bangunan merasa aman setiap saat.
  4. Beton dapat digunakan untuk setiap desain konstruksi karena kekuatan dan daya dukungnya yang sangat tinggi.
  5. Keadaan beton juga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan, sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya korosi dan degradasi.
  6. Partikel-partikel pada beton dapat membentuk susunan yang padat dengan ukuran yang lebih kecil, tidak seperti pasangan batu.
  7. Dapat dibuat dalam bentuk dan ukuran yang sesuai dengan keinginan tanpa mempengaruhi kualitasnya secara langsung, dengan kata lain beton ini memiliki sifat fleksibel.

Kelemahan Beton Sebagai Bahan Konstruksi

Dalam penggunaan beton sebagai material konstruksi, tentunya terdapat beberapa kekurangan juga. Berikut penjelasan mengenai kekurangan beton:

  1. Beton memang dapat menahan beban dengan baik, namun kekuatan tariknya relatif rendah.
  2. Beton yang masih basah dapat menyusut selama proses pengeringan karena penyusutan strukturalnya.
  3. Mirip dengan bagaimana saat beton basah, struktur bisa memuai dan kehilangan kekuatan.
  4. Karena fluktuasi suhu yang tiba-tiba dalam waktu singkat, beton dapat mengembangkan celah struktural dan garis rambut.
  5. Karena kemampuannya yang melekat untuk menyerap air melalui pori-porinya, beton sebenarnya dapat mengalami kerusakan yang tertunda dari air, terutama bila mengandung banyak garam.
  6. Kerapuhan atau non-daktilitas adalah fitur lain yang melekat pada beton, yang memerlukan perhitungan yang teliti dan akurat untuk analisis pekerjaan.

Apabila Juragan sedang melakukan konstruksi bangunan, apalagi proyek konstruksi besar, yuk dapatkan seluruh materialnya dari Juragan Material. Kami menyediakan berbagai macam material yang Anda butuhkan selama proses konstruksi berlangsung dengan lengkap, mulai dari material bangunan hingga sistem elektrikalnya. Hubungi kami di sini untuk informasi lebih lanjut!

Bagikan: